Selasa, 29 September 2020

Artikel Ilmiah Popular: Role Playing Tingkatkan Kepercayaan Diri Siswa Remaja Putri Pada Masa Pubertas Awal

 






Oleh: Suyanto, S.Pd.

Guru BK SMKN 1 Jati Kab. Blora

 

Remaja putri sebagai seorang individu perlu mengembangkan rasa percaya diri dalam dirinya. Dia harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa dirinya adalah makhluk unik yang dibekali kemampuan istimewa. Remaja putri yang memiliki kepercayaan diri tinggi akan selalu merasa optimis dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi. Dia tidak ragu menentukan sebuah pilihan, memiliki pandangan masa depan yang cerah, bisa menerima kekurangan diri, serta mau menerima kritikan. Perilaku-perilaku tersebut akan mendorong remaja putri tumbuh menjadi individu yang mampu  mengaktualisasikan dirinya secara optimal.

Kepercayaan diri yang tinggi juga perlu dimiliki oleh remaja putri saat dia mengikuti  kegiatan di kelas. Dia dapat aktif memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran, menjawab pertanyaan, dan bertanya kepada guru. Pada kesempatan lain dia dapat menyampaikan pendapat, bekerja sama dalam kelompok belajar, dan bersosialisasi dengan teman di kelasnya maupun teman lain di lingkungan sekolah. Sikap tersebut dapat mendorong siswa remaja putri menjadi seorang teladan. Mereka bisa mampu menguasai materi pelajaran sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan.

Sebaliknya, remaja putri yang memiliki rasa percaya diri rendah akan merasa dirinya tidak berharga, selalu merasa khawatir, berpikiran buruk, dan selalu merasa bersalah setiap bertingkah. Dia takut mencoba hal baru, takut melakukan kesalahan, dan bahkan sering meninggalkan tanggung jawabnya. Menurut Supriyo (2008) bahwa krisis kepercayaan diri yang tidak segera diatasi akan menimbulkan: (1) tidak dapat bergaul dengan teman-teman lain secara wajar, (2) proses belajar  menjadi terhambat, (3) kesulitan berkomunikasi, (4) pencapaian tugas perkembangan jadi terhambat, (5) terkucil dari lingkungan social, (6) mengalami depresi, dan (7) tidak berani melakukan perubahan.

Ciri-ciri di atas  ditemukan penulis di lapangan pada saat melakukan observasi terhadap peserta didik putri kelas tertentu. Dari hasil observasi diperoleh data bahwa 16 remaja putri yang mengalami pubertas awal memiliki kecenderungan rasa kepercayaan diri rendah.  Kepercayaan diri rendah ini dibuktikan adanya sikap: (a) merasa malu bergaul dengan teman lawan jenis, (b) merasa tidak memiliki harga diri, (c) merasa dirinya tidak sebaik orang lain (d) merasa malu jika berhadapan dengan orang banyak (e) suka menyendiri dan (f) takut berbicara di depan umum. Fenomena tersebut perlu mendapatkan pemecahan dengan segera, sehingga remaja putri tersebut dapat berkembang secara optimal.

Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah perlu diterapkannya layanan bimbingan dengan teknik role playing atau bermain peran. Sebab, teknik bermain peran atau role playing termasuk suatu layanan bimbingan dengan peragaan dan memerankan sesuatu yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang timbul dalam pergaulan sehari-hari (Mulya, 2013). Menurut Zakiah Daradjat dkk (2001), teknik bermain peran berarti peserta didik memainkan suatu peran tertentu dan yang dimainkannya itu ialah tingkah laku manusia di dalam hubungan sosial. Dalam bermain peran (role playing) siswa dapat berperan dalam kelompok secara aktif, berimajinasi memecahkan masalah, mendramatisasikan tingkah laku seseorang dalam pergaulan sosial.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis bahwa kepercayaan diri siswa putri kelas X OTKP 1  SMK Negeri 1 Jati Kabupaten Blora yang sedang memasuki masa pubertas awal dapat ditingkatkan melalui penerapan kegiatan dengan teknik role playing atau bermain peran. Setelah diberi layanan semua siswa remaja putri tersebut menunjukkan adanya perubahan sikap menjadi aktif berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, sukarela mengeluarkan pendapat, dan berani tampil bermain peran secara ekspresif tanpa terganggu kondisi tubuh yang sedang mengalami perubahan.

Dengan demikian dapat direkomendasikan bahwa guru pembimbing dan siswa remaja putri yang sedang memasuki masa puber awal dapat memanfaatkan teknik role playing sebagai media untuk menambah pengalaman, meningkatkan motivasi belajar, dan membangun kepercayaan diri yang prospektif. (Artikel  ini telah dipublikasikan di Jateng Pos edisi Minggu, 13 September 2020)

 

Kamis, 24 September 2020

Artikel Ilmiah Populer: Tingkatkan Kepercayaan Diri Melalui Layanan Bimbingan Kelompok

 

                        

 



           Percaya diri sangat penting bagi kehidupan individu agar individu tersebut mempunyai arah dan tujuan dalam hidupnya. Individu yang mempunyai sikap percaya diri akan mempunyai rasa tanggung jawab dan berani  menanggung segala resiko dari segala sesuatu yang telah diperbuatnya. Bersikap rasional terhadap sesuatu masalah, berpikir positif terhadap diri dan lingkungannya (Ghufron, 2011)

Kenyataan di lapangan, masih dijumpai individu atau siswa yang mempunyai rasa percaya diri rendah. Gejala  kurang percaya diri ini bisa diidentifikasi dengan gagap ketika berbicara, gemetar dan berkeringat dingin ketika tampil di depan kelas, sering murung, dan suka menyendiri. Akhirnya, mereka menjadi individu yang pasif, lemah dalam persaingan, tidak sportif, dan rendah diri.

Kurangnya rasa percaya diri seseorang bisa disebabkan perasaan kurang percaya terhadap potensi yang dimiliki, kondisi keluarga, pengaruh lingkungan, terutama lingkungan sekolah yang dianggap kurang kondusif bagi dirinya. Walaupun sebenarnya lingkungan sekolah itu mempunyai pengaruh yang sangat signifikan dalam membentuk sikap     percaya diri siswa ( Pongky, 2014).

Keadaan ini pernah penulis alami ketika memberi layanan bimbingan kepada siswa di suatu kelas. Pada kegiatan tersebut penulis mendapatkan informasi penting tentang keadaan percaya diri siswa kaitannya dengan keberanian tampil di depan kelas. Ketika itu, terdapat siswa yang sama sekali tidak berani tampil. Ada siswa berani tampil tetapi gemetar dan sulit berbicara yang akhirnya tidak selesai. Ada juga siswa berani tampil tetapi berkeringat dingin dan berbicaranya gagap dengan sesekali menoleh ke atas.

Selanjutnya penulis merespon keadaan ini dengan segera melakukan observasi dan wawancara. Akhirnya diperoleh kesimpulan bahwa siswa yang tidak berani dan takut tampil di depan kelas tersebut disebabkan mereka kurang mempunyai rasa percaya diri.

Dalam hal ini, penulis optimis bahwa untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa dapat dilakukan dengan memberikan layanan bimbingan kelompok.

Layanan bimbingan kelompok dirasakan sangat efisien mengingat layanan ini mampu menjangkau lebih banyak klien secara cepat dan tepat dalam satu kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Manfaat itu dapat diimplementasikan baik  sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Lebih lanjut, Sukardi (2003) menjelaskan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan media pengembangan diri untuk dapat berlatih berbicara, menanggapi, menghargai dan  menerima pendapat orang lain. Dalam layanan bimbingan kelompok siswa membina sikap dan perilaku yang normatif serta aspek-aspek positif lainnya. Pada gilirannya nanti siswa dapat tumbuh menjadi individu yang dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliki. Dalam kelompok mereka dapat meningkatkan perilaku komunikasi antar pribadi.

Semua peserta dalam kegiatan kelompok dapat saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya. Semua apa yang dibicarakan dan dikerjakan itu dapat bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya. (Prayitno dkk , 2017)

Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa kepercayaan diri peserta didik kelas XI OTKP 2  SMK Negeri 1 Jati Kabupaten Blora dapat ditingkatkan melalui penerapan kegiatan layanan bimbingan kelompok. Ketika diberi layanan bimbingan kelompok menunjukkan adanya perubahan sikap mental siswa menjadi aktif berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, percaya diri, terbuka. Secara sukarela mereka berani mengeluarkan pendapat tanpa diminta oleh pemimpin kelompok terlebih dahulu.

Oleh karena itu, guru BK dan siswa dapat memanfaatkan layanan bimbingan kelompok sebagai media untuk menambah pengalaman, meningkatkan motivasi belajar, dan mengasah keberanian untuk percaya diri tampil di depan kelas.  (Artikel telah dimuat Jateng Pos edisi Selasa, 25 Agustus 2020)



 

Lirik lagu BDR

Lirik lagu BDR
Cpt. Suyanto Yai

Tlah lama berlalu sudah
Ku belajar dari rumah
Karena virus mewabah
Banyak hal jadi masalah

Hatiku terasa gundah
Ku tinggalkan sekolah
Belajar semakin susah
Trasa ilmu tak bertambah

Bapak dan Ibu Guru
Ingin kembali kubertemu
Curahkan s'gala potensimu
Bekaliku berjuta ilmu

Ku tak ingin menjadi
Generasi yang hilang
Sebuah jati diri
Pelajar berprestasi gemilang

Karaoke Lagu BDR (Belajar Dari Rumah)