Oleh:
Suyanto, S.Pd.
Guru
BK SMKN 1 Jati Kab. Blora
Remaja
putri sebagai seorang individu perlu mengembangkan rasa percaya diri dalam
dirinya. Dia harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa dirinya adalah makhluk
unik yang dibekali kemampuan istimewa. Remaja putri yang memiliki kepercayaan
diri tinggi akan selalu merasa optimis dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi.
Dia tidak ragu menentukan sebuah pilihan, memiliki pandangan masa depan yang
cerah, bisa menerima kekurangan diri, serta mau menerima kritikan.
Perilaku-perilaku tersebut akan mendorong remaja putri tumbuh menjadi
Kepercayaan
diri yang tinggi juga perlu dimiliki oleh remaja putri saat dia mengikuti kegiatan di kelas. Dia dapat aktif memperhatikan
guru saat menerangkan pelajaran, menjawab pertanyaan, dan bertanya kepada guru.
Pada kesempatan lain dia dapat menyampaikan pendapat, bekerja sama dalam
kelompok belajar, dan bersosialisasi dengan teman di kelasnya maupun teman lain
di lingkungan sekolah. Sikap tersebut dapat mendorong siswa remaja putri
menjadi seorang teladan. Mereka bisa mampu menguasai materi pelajaran sehingga dapat
mencapai prestasi belajar yang memuaskan.
Sebaliknya,
remaja putri yang memiliki rasa percaya diri rendah akan merasa dirinya tidak
berharga, selalu merasa khawatir, berpikiran buruk, dan selalu merasa bersalah
setiap bertingkah. Dia takut mencoba hal baru, takut melakukan kesalahan, dan bahkan
sering meninggalkan tanggung jawabnya. Menurut Supriyo (2008) bahwa krisis
kepercayaan diri yang tidak segera diatasi akan menimbulkan: (1) tidak dapat
bergaul dengan teman-teman lain secara wajar, (2) proses belajar menjadi terhambat, (3) kesulitan
berkomunikasi, (4) pencapaian tugas perkembangan jadi terhambat, (5) terkucil
dari lingkungan social, (6) mengalami depresi, dan (7) tidak berani melakukan
perubahan.
Ciri-ciri
di atas ditemukan penulis di lapangan
pada saat melakukan observasi terhadap peserta didik putri kelas tertentu. Dari
hasil observasi diperoleh data bahwa 16 remaja putri yang mengalami pubertas
awal memiliki kecenderungan rasa kepercayaan diri rendah. Kepercayaan diri rendah ini dibuktikan adanya
sikap: (a) merasa malu bergaul dengan teman lawan jenis, (b) merasa tidak
memiliki harga diri, (c) merasa dirinya tidak sebaik orang lain (d) merasa malu
jika berhadapan dengan orang banyak (e) suka menyendiri dan (f) takut berbicara
di depan umum. Fenomena tersebut perlu mendapatkan pemecahan dengan segera,
sehingga remaja putri tersebut dapat berkembang secara optimal.
Salah
satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah perlu diterapkannya layanan
bimbingan dengan teknik role playing atau bermain peran. Sebab,
teknik bermain peran atau role playing
termasuk suatu layanan bimbingan dengan peragaan dan memerankan sesuatu yang
berhubungan dengan persoalan-persoalan yang timbul dalam pergaulan sehari-hari
(Mulya, 2013). Menurut Zakiah Daradjat dkk (2001), teknik bermain peran berarti
peserta didik memainkan suatu peran tertentu dan yang dimainkannya itu ialah
tingkah laku manusia di dalam hubungan sosial. Dalam bermain peran (role playing) siswa dapat berperan dalam
kelompok secara aktif, berimajinasi memecahkan masalah, mendramatisasikan
tingkah laku seseorang dalam pergaulan sosial.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis bahwa
kepercayaan diri siswa putri kelas X OTKP 1
SMK Negeri 1 Jati Kabupaten Blora yang sedang memasuki masa pubertas
awal dapat ditingkatkan melalui penerapan kegiatan dengan teknik role playing
atau bermain peran. Setelah diberi layanan semua siswa remaja putri tersebut menunjukkan
adanya perubahan sikap menjadi aktif berpartisipasi dalam kegiatan kelompok,
sukarela mengeluarkan pendapat, dan berani tampil bermain peran secara
ekspresif tanpa terganggu kondisi tubuh yang sedang mengalami perubahan.
Dengan demikian dapat
direkomendasikan bahwa guru pembimbing dan siswa remaja putri yang sedang memasuki
masa puber awal dapat memanfaatkan teknik role playing sebagai media untuk
menambah pengalaman, meningkatkan motivasi belajar, dan membangun kepercayaan
diri yang prospektif. (Artikel ini telah dipublikasikan di Jateng Pos edisi Minggu, 13 September 2020)