Senin, 19 Oktober 2020
Rabu, 07 Oktober 2020
Selasa, 29 September 2020
Artikel Ilmiah Popular: Role Playing Tingkatkan Kepercayaan Diri Siswa Remaja Putri Pada Masa Pubertas Awal
Oleh:
Suyanto, S.Pd.
Guru
BK SMKN 1 Jati Kab. Blora
Remaja
putri sebagai seorang individu perlu mengembangkan rasa percaya diri dalam
dirinya. Dia harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa dirinya adalah makhluk
unik yang dibekali kemampuan istimewa. Remaja putri yang memiliki kepercayaan
diri tinggi akan selalu merasa optimis dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi.
Dia tidak ragu menentukan sebuah pilihan, memiliki pandangan masa depan yang
cerah, bisa menerima kekurangan diri, serta mau menerima kritikan.
Perilaku-perilaku tersebut akan mendorong remaja putri tumbuh menjadi
Kepercayaan
diri yang tinggi juga perlu dimiliki oleh remaja putri saat dia mengikuti kegiatan di kelas. Dia dapat aktif memperhatikan
guru saat menerangkan pelajaran, menjawab pertanyaan, dan bertanya kepada guru.
Pada kesempatan lain dia dapat menyampaikan pendapat, bekerja sama dalam
kelompok belajar, dan bersosialisasi dengan teman di kelasnya maupun teman lain
di lingkungan sekolah. Sikap tersebut dapat mendorong siswa remaja putri
menjadi seorang teladan. Mereka bisa mampu menguasai materi pelajaran sehingga dapat
mencapai prestasi belajar yang memuaskan.
Sebaliknya,
remaja putri yang memiliki rasa percaya diri rendah akan merasa dirinya tidak
berharga, selalu merasa khawatir, berpikiran buruk, dan selalu merasa bersalah
setiap bertingkah. Dia takut mencoba hal baru, takut melakukan kesalahan, dan bahkan
sering meninggalkan tanggung jawabnya. Menurut Supriyo (2008) bahwa krisis
kepercayaan diri yang tidak segera diatasi akan menimbulkan: (1) tidak dapat
bergaul dengan teman-teman lain secara wajar, (2) proses belajar menjadi terhambat, (3) kesulitan
berkomunikasi, (4) pencapaian tugas perkembangan jadi terhambat, (5) terkucil
dari lingkungan social, (6) mengalami depresi, dan (7) tidak berani melakukan
perubahan.
Ciri-ciri
di atas ditemukan penulis di lapangan
pada saat melakukan observasi terhadap peserta didik putri kelas tertentu. Dari
hasil observasi diperoleh data bahwa 16 remaja putri yang mengalami pubertas
awal memiliki kecenderungan rasa kepercayaan diri rendah. Kepercayaan diri rendah ini dibuktikan adanya
sikap: (a) merasa malu bergaul dengan teman lawan jenis, (b) merasa tidak
memiliki harga diri, (c) merasa dirinya tidak sebaik orang lain (d) merasa malu
jika berhadapan dengan orang banyak (e) suka menyendiri dan (f) takut berbicara
di depan umum. Fenomena tersebut perlu mendapatkan pemecahan dengan segera,
sehingga remaja putri tersebut dapat berkembang secara optimal.
Salah
satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah perlu diterapkannya layanan
bimbingan dengan teknik role playing atau bermain peran. Sebab,
teknik bermain peran atau role playing
termasuk suatu layanan bimbingan dengan peragaan dan memerankan sesuatu yang
berhubungan dengan persoalan-persoalan yang timbul dalam pergaulan sehari-hari
(Mulya, 2013). Menurut Zakiah Daradjat dkk (2001), teknik bermain peran berarti
peserta didik memainkan suatu peran tertentu dan yang dimainkannya itu ialah
tingkah laku manusia di dalam hubungan sosial. Dalam bermain peran (role playing) siswa dapat berperan dalam
kelompok secara aktif, berimajinasi memecahkan masalah, mendramatisasikan
tingkah laku seseorang dalam pergaulan sosial.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis bahwa
kepercayaan diri siswa putri kelas X OTKP 1
SMK Negeri 1 Jati Kabupaten Blora yang sedang memasuki masa pubertas
awal dapat ditingkatkan melalui penerapan kegiatan dengan teknik role playing
atau bermain peran. Setelah diberi layanan semua siswa remaja putri tersebut menunjukkan
adanya perubahan sikap menjadi aktif berpartisipasi dalam kegiatan kelompok,
sukarela mengeluarkan pendapat, dan berani tampil bermain peran secara
ekspresif tanpa terganggu kondisi tubuh yang sedang mengalami perubahan.
Dengan demikian dapat
direkomendasikan bahwa guru pembimbing dan siswa remaja putri yang sedang memasuki
masa puber awal dapat memanfaatkan teknik role playing sebagai media untuk
menambah pengalaman, meningkatkan motivasi belajar, dan membangun kepercayaan
diri yang prospektif. (Artikel ini telah dipublikasikan di Jateng Pos edisi Minggu, 13 September 2020)
Kamis, 24 September 2020
Artikel Ilmiah Populer: Tingkatkan Kepercayaan Diri Melalui Layanan Bimbingan Kelompok
|
Percaya diri sangat penting bagi kehidupan individu agar individu tersebut mempunyai arah dan tujuan dalam hidupnya. Individu yang mempunyai sikap percaya diri akan mempunyai rasa tanggung jawab dan berani menanggung segala resiko dari segala sesuatu yang telah diperbuatnya. Bersikap rasional terhadap sesuatu masalah, berpikir positif terhadap diri dan lingkungannya (Ghufron, 2011) Kenyataan di lapangan, masih dijumpai
individu atau siswa yang mempunyai rasa percaya diri rendah. Gejala kurang percaya diri ini bisa diidentifikasi
dengan gagap ketika berbicara, gemetar dan berkeringat dingin ketika tampil di depan
kelas, sering murung, dan suka menyendiri. Akhirnya, mereka menjadi individu
yang pasif, lemah dalam persaingan, tidak sportif, dan rendah diri. Kurangnya rasa percaya diri seseorang bisa disebabkan
perasaan kurang percaya terhadap potensi yang dimiliki, kondisi keluarga,
pengaruh lingkungan, terutama lingkungan sekolah yang dianggap kurang kondusif
bagi dirinya. Walaupun sebenarnya lingkungan sekolah itu mempunyai pengaruh
yang sangat signifikan dalam membentuk sikap
percaya diri siswa ( Pongky, 2014). Keadaan ini pernah penulis alami ketika memberi layanan bimbingan kepada siswa di suatu kelas. Pada kegiatan tersebut penulis mendapatkan informasi penting tentang keadaan percaya diri siswa kaitannya dengan keberanian tampil di depan kelas. Ketika itu, terdapat siswa yang sama sekali tidak berani tampil. Ada siswa berani tampil tetapi gemetar dan sulit berbicara yang akhirnya tidak selesai. Ada juga siswa berani tampil tetapi berkeringat dingin dan berbicaranya gagap dengan sesekali menoleh ke atas. Selanjutnya penulis merespon keadaan ini dengan segera melakukan observasi dan wawancara. Akhirnya diperoleh kesimpulan bahwa siswa yang tidak berani dan takut tampil di depan kelas tersebut disebabkan mereka kurang mempunyai rasa percaya diri. Dalam
hal ini, penulis optimis bahwa untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa dapat
dilakukan dengan memberikan layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok dirasakan sangat
efisien mengingat layanan ini mampu menjangkau lebih banyak klien secara cepat
dan tepat dalam satu kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok
memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara
sumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.
Manfaat itu dapat diimplementasikan baik sebagai pelajar, anggota keluarga, dan
masyarakat. Lebih lanjut, Sukardi (2003) menjelaskan bahwa layanan bimbingan
kelompok merupakan media pengembangan diri untuk dapat berlatih berbicara,
menanggapi, menghargai dan menerima
pendapat orang lain. Dalam layanan bimbingan kelompok siswa membina sikap dan
perilaku yang normatif serta aspek-aspek positif lainnya. Pada gilirannya nanti
siswa dapat tumbuh menjadi individu yang dapat mengembangkan potensi diri yang
dimiliki. Dalam kelompok mereka dapat meningkatkan perilaku komunikasi antar
pribadi. Semua peserta dalam kegiatan kelompok dapat saling
berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan
lain-lain sebagainya. Semua apa yang dibicarakan dan dikerjakan itu dapat bermanfaat
untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya. (Prayitno
dkk , 2017) Berdasarkan hasil penelitian ini
ditemukan bahwa kepercayaan diri peserta didik kelas XI OTKP 2 SMK Negeri 1 Jati Kabupaten Blora dapat
ditingkatkan melalui penerapan kegiatan layanan bimbingan kelompok. Ketika
diberi layanan bimbingan kelompok menunjukkan adanya perubahan sikap mental siswa
menjadi aktif berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, percaya diri, terbuka. Secara
sukarela mereka berani mengeluarkan pendapat tanpa diminta oleh pemimpin
kelompok terlebih dahulu. Oleh karena itu, guru BK dan siswa dapat memanfaatkan layanan bimbingan kelompok sebagai media untuk menambah pengalaman, meningkatkan motivasi belajar, dan mengasah keberanian untuk percaya diri tampil di depan kelas. (Artikel telah dimuat Jateng Pos edisi Selasa, 25 Agustus 2020) |