Pengertian Prestasi Kerja
Kinerja
merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh karyawan atau perilaku nyata
yang ditampilkan sesuai dengan peranannya dalam organisasi.
Prestasi
kerja (job performent) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Yuli (2005;89)
Kinerja
karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam usaha organisasi
untuk mencapai tujuannya, sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan
organisasi untuk meningkatkannya. Salah satu diantaranya adalah melalui
penilaian prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja merupakan proses
melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi
kerja karyawan.
Penilaian
prestasi kerja (Performance Appraisal) adalah proses penilaian prestasi
kerja karyawan yang dilakukan oleh organisasi terhadap karyawannya
secara sistematis dan formal berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya.Yuli (2003;89)
Tujuan
dilakukannya penilaian prestasi kerja secara umum adalah untuk
memberikan feedback kepada karyawan dalam upaya memperbaiki tampilan
kerjanya dan upaya meningkatkan produktivitas organisasi dan secara
khusus dilakukan dalam kaitannya dengan berbagai kebijaksanaan terhadap
karyawan seperti untuk tujuan promosi, kenaikan gaji, pendidikan dan
latihan, dan lain-lain.
Dengan
adanya penilaian pretasi kerja karyawan tersebut dapat membantu
meningkatkan motivasi kerja dan sekaligus dapat meningkatkan loyalitas
organisasi organisasional. Dimana para karyawan akan mengetahui sampai
dimana dan bagaimana prestasi kerjanya dinilai oleh atasan. Kelebihan
maupun kekurangan yang ada akan dapat merupakan cambuk bagi
kemajuan-kemajuan mereka mendatang.
Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja
Produktivitas
kerja yang dimiliki perusahaan pada hakikatnya merupakan suatu akibat
dari persyaratan kerja yang harus dipenuhi oleh pegawai. Pegawai akan
bekerja dengan penuh semangat apabila ia merasa bahwa kebutuhannya baik
fisik maupun non fisik terpenuhi melalui keterlibatan dalam proses
produksi pada perusahaan yang bersangkutan. Kedua bentuk kebutuhan itu
pada dasarnya sesuai dengan eksistensi karyawan yang bersifat
monodualistis karena manusia tersusun dari 2 unsur jasmani dan rohani.
Ada beberapa faktor/ persyaratan yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu :
Keterampilan
Kesediaan pegawai untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat dan tanggung jawab
Pendididikan
Tingkat penghasilan
Sikap etika kerja
Teknologi
Faktor-faktor
ini tidak terlepas dari motivasi yang dimiliki karyawan tersebut.
Berikut ini akan dibahas mengenai makna dan sifat dari faktor-faktor
tersebut.
Keterampilan/
kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaaan dan tugasnya;
merupakan faktor yang sangat penting agar dapat diperoleh hasil seperti
yang diharapkan. Oleh karena itu tugas penting seorang manajer
personalia atau kepegawaian adalah melaksanakan program diklat sesuai
dengan pendidikan dan kemampuan karyawan seperti yang terdapat pada
analisa jabatan.
Kesediaan pegawai untuk melaksanakan tugas dengan penuh semangat; untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, pegawai tidak hanya mengejar kebutuhan fisik semata tetapi
juga kebutuhan non fisik. Adapun kebutuhan pegawai yang sangat penting
adalah kebutuhan yang bersifat psikologis, kebutuhan-kebutuhan utama
yang dirasakan pegawai seperti: kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan
untuk berhasil, dan lain-lain. Selain kebutuhan psikologis, pegawai juga
memiliki kebutuhan yang bersifat ekonomis dan besifat fisik. Kebutuhan
yang bersifat fisik yang memungkinkan pegawai bekerja dengan penuh
semangat meliputi tata ruang kerja yang nyaman sehingga memungkinkan
pegawai bekerja dengan tenang, pakaian kerja, alat pelindung dari pada
saat melakukan pekerjaan dan lingkungan kerja seperti udara, suara,
cahaya, arna, bahan-bahan, dan alat-alat kerja yang dipergunakan dalam
melakukan pekerjaan.
Pendidikan;
umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan
mempunyai produktivitas kerja ditentukan juga oleh tingkat pendidikan.
Tingkat
penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja pegawai akan
meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Karena semakin besar gaji yang
diterima akan semakin meningkat pula produktivitas kerjanya.
Sikap
etos kerja; sikap seseorang dalam membina hubungan yang serasi selaras,
dan seimbang sesama pegawai atau orang lain di luar kantor juga ikut
mempengaruhi prestasi kerjanya. Lingkungan kerja yang baik harus selalu
dijaga agar dapat menciptakan suasana yang tentram dalam bekerja.
Teknologi;
dengan adanya kemajuan teknologi meliputi pealatan yang semakin canggih
dan otomatis serta praktis dalam penggunaannya dapat mendukung dan
mempermudah manusia dalam melakukan pekerjaan.
Selain
faktor yang telah disebutkan di atas, prestasi kerja juga dipengaruhi
oleh tingkat disiplin para pegawai, baik dari tingkat kehadiran, jam
masuk, ataupun kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan.
Penilaian Prestasi Kerja
Organisasi
atau kantor perlu mengetahui berbagai kelemahan dan kelebihan karyawan
sebagai landasan untuk memperbaiki kelemahan dan menguatkan kelebihan
dalam rangka meningkatkan produktivitas dan pengembangan karyawan. Untuk
ini perlu dilakukan kegiatan penilaian prestasi kerja secara periodik
yang berorientasi pada masa lalu dan masa yang akan datang.
Penilaian
prestasi kerja tidak dapat dipisahkan dengan kebijaksanaan perusahaan
di bidang personalia atau kepegawaian. Dengan pelaksanaan penilaian yang
ada akan menumbuhkan suasana kerja yang sehat, bersemangat, saling
menghargai bidang-bidang lain dan merasa memiliki kantor sebagai suatu
kesatuan. Untuk itu semua tentunya dibutuhkan sistem penilaian pelaksaan
pekerjaan atau prestasi kerja yang jelas dan objektif yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam menilai pegawai secara adil.
Penilaian
prestasi kerja menurut Notoadmodjo (2003;45) dikelompokkan menjadi 2
macam, yakni: metode yang berorientasi waktu yang lalu dan metode
penilaian yang berorientasi pada waktu yang akan datang.
1. Metode Penilaian Prestasi Kerja Berorientasi Waktu Lalu
Penilaian
prestasi kerja yang berorientasi pada masa lalu, artinya penilaian
prestasi kerja seorang karyawan yang berdasarkan hasil yang telah
dicapai oleh pegawai selama ini. Teknik-teknik penilaian yang dapat
digunakan antara lain:
Skala peringkat (Rating Scale)
Checklist
Metode perist iwa kr it is
Metode peninjauan lapangan
Tes prestasi kerja
2. Metode Penilaian Prestasi Kerja Berorientasi Waktu yang Akan Datang
Metode penilaian prestasi kerja yang berorientasi pada waktu yang akan datang.
Memusatkan prestasi kerja karyawan saat ini serta penetapan sasaran prestasi kerja di masa yang akan datang.
Teknik-teknik yang dapat digunakan antara lain:
Penilaian Diri (Self Appraisals)
Pendekatan Management By Objective (MBO)
Penilaian Psikologis
Teknik Pusat Penilaian
Metode
manapun yang harus dianut tergantung kepada kondisi dan situasi suatu
kantor. Kantor kecil tentu tidak mungkin menganut suatu metode yang
telah dianut oleh suatu kantor besar. Berbagai kantor besar belum tentu
menganut metode penilaian yang sama. Metode penilaian mana yang akan
dianut tergantung pula terhadap tersedianya tenaga penilai yang
berpengalaman dan tersedianya anggaran biaya untuk pelaksanaannya.
Adapun
metode penilaian prestasi kerja yang digunakan adalah Rating Scale,
yaitu penilaian yang didasarkan pada suatu skala, dari Sanga Baik, Baik,
Cukup Baik, Sedang, sampai dengan Kurang pada standar-standar
pelaksanaan kerja seperti inisiatif, tanggung jawab, hasil kerja secara
umum, dan lain-lain, dan skala tersebut diberi bobot misalnya Sangat
Baik bobotnya 91-100.
Bentuk dari penilaian yang dilaksanakan oleh kantor Badan Pusat Statistikyaitu: DP-3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan).
Adapun faktor-faktor yang dinilai dari DP-3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) antara lain:
Kesetiaan
Prestasi Kerja
Tanggung Jawab
Kerjasama
Prakarsa
Kepemimpinan
Keterangan Penilaian DP-3, yaitu:
Penilaian Sangat Baik (SB) dengan nilai 91-100.
Penilaian Baik (B) dengan nilai 75-90.
Penilaian Cukup Baik (CB) dengan nilai 65-74.
Penilaian Sedang (S) dengan nilai 51-64.
Penilaian Kurang (K) dengan nilai s/d 50.
Adapun manfaat dari penggunaan nilai DP-3 bagi para pegawai maupun kantor antara lain:
Untuk menentukan kenaikan golongan.
Untuk mengevaluasi pegawai dalam merencanakan program pengembangan bagi pegawai pada tahun-tahun berikutnya.
Apabila ada mutasi, maka kebutuhan jabatan yang akan diduduki dapat disesuaikan dengan kemampuan kerja.
Untuk memotivasi para pegawai agar bekerja dengan optimal.
Pada
evaluasi akhir, hasil penelitian ditandatangani oleh atasan dan pegawai
yang dinilai, sehingga pegawai berhak mempertanyakan apabila hasil
yang didapat tidak sesuai deengan usahanya.
Sejauh
ini penilaian pelaksanaan kerja melalui DP-3 telah berjalan dengan baik
dan dianggap memberikan hasil yang baik. Bahkan melalui ini Kepala
Kantor dapat dengan mudah melihat dan mengevaluasi pegawai untuk
merencanakan pengembangan selanjutnya.
Daftar Pustaka:
Yuli, Sri B. C. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama. Malang: UMM Press.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumber: www.landasanteori.com ›
Tidak ada komentar:
Posting Komentar