Senin, 25 Juli 2016

REVITALISASI MINDSET

MINDSET. Apa yang membedakan antara dua orang yang berhasil? Apa yang membuat satu orang hebat, sukses dan dahsyat, dangan yang lainnya yang hanya lumayan?

Mungkin pertanyaan di atas terbesit dalam benak kita. Lalu bagaimana tepatnya jawaban dari pertanyaan di atas.? Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut maka terlebih dahulu kita harus temukan contoh diri orang hebat tersebut dan mencari tahu bagaimana cara berpikir / mindset mereka dan mereka melakukan kegiatan. Dari sana kita tahu apa yang menjadi pembeda antara dua orang tersebut.

Success-Mindset

Salah satu penemuan penting dari penelitian dua orang pencipta Neuro Linguistic Programming (NLP) yakni Richard Bandler dan John Grinder adalah sesuatu yang biasa digambarkan sebagai “Mindset Kesuksesan / Model Berpikir Sukses”. Bagaimana orang hebat menciptakan model pemikiran / mindset mereka sendiri dan bagaimana model pemikiran / mindset mereka bisa berbeda dari milik orang lain?

Orang-orang hebat tidak memiliki masalah yang lebih sedikit dari orang-orang yang tidak sukses, tetapi mereka benar-benar menangani masalah tersebut dengan cara berbeda. Mindset mereka berbeda! Bukanlah sebuah keberuntungan yang membuat perbedaan tersebut, yang membuat perbedaan hanya cara mereka memandang suatu situasi (baca : Stimulus) dan cara mereka merespon apa yang telah terjadi. Itulah yang membuat perbedaan mindset antara orang biasa saja, dengan orang hebat, sukses dan dahsyat.

Mari kita renungkan sejenak bagaimana selama ini kita menjalani hidup kita? Apakah pada umumnya kita melihat sisi positif dari kehidupan ini ataukah kita jalani hidup dengan susah dan sulit?
Mari pikirkan..!!

Kita analogikan dengan istilah “GELAS SETENGAH KOSONG/SETENGAH TERISI” dalam cara memandang dunia. Sebagian orang mengatakan bahwa gelas tersebut setengah kosong dan yang lain mengatakan bahwa gelas tersebut setengah terisi. Semua jawaban pada dasarnya benar tergantung dari cara kita memandang dan menilai.

Kemudian seorang hebat juga mempunyai mindset yang berbeda. Perbedaan ini ternyata hanyalah perbedaan susunan pola dari mindset tersebut. Lalu apa tepatnya pola ini.? Pola ini adalah pola sebab dan pola akibat. Kemudian selanjutnya adalah pola tersebut dapat diketahui dimana seseorang akan melimpahkan tanggung jawab kehidupannya.

Apakah kita merupakan seseorang yang mau bertanggung jawab atas apapun yang terjadi dalam hidup kita, atau apakah kita merupakan seseorang yang melimpahkan tanggung jawab pada luar diri kita.

Menjalani hidup sebagai SEBAB

Menjalani hidup sebagai sebab ataupun sebagai akiibat dapat menjadi fondasi yang membentuk pola berpikir / mindset seseorang. Berpikir sebagai sebab artinya bahwa kitalah yang bertanggung jawab terhadap kehidupan kita, bertanggung jawab terhadap apa yang telah terjadi, yang terjadi sekarang dan yang akan terjadi di masa depan. Anthony Robbins menyebutkan dalam bukunya Unlimited Power bahwa apapun yang terjadi maka bertanggungjawablah. Orang sukses percaya bahwa apapun yang terjadi, terjadi sekarang dan akan yang terjadi baik itu berupa keberhasilan maupun ketidakberhasilan, merekalah yang menciptakan hal tersebut.

Sebetulnya tidak ada yang namanya kebetulan jika Andalah yang menjadi sebab dari kehidupan anda. Anda diterima bekerja di sebuah tempat bekerja, anda mendapat penghasilan tambahan, dan sebagainya, merupakan hasil dari sebab yang anda buat sebelumnya. Menjadi sebab berarti bahwa Anda sangat menentukan dalam menciptakan apa yang Anda inginkan dalam hidup Anda dan Anda bertanggung jawab atas segala yang terjadi. Anda melihat dunia sebagai suatu tempat yang berisikan kesempatan-kesempatan dan peluang-peluang untuk bergerak maju untuk menggapai apa yang Anda inginkan. Meskipun jika terjadi sesuatu yang di luar perkiiraan Anda, Anda berusaha untuk mencari alternative lain dan kesempatan lainnya. Yang terpenting di sini adalah Anda menyadari bahwa apa masa lalu adalah sebab dari diri Anda sekarang dan sekarang adalah sebab akan terjadinya masa depan.

Orang yang hebat, sukses dan dahsyat menganggap bahwa tidak ada yang namananya kegagalan, Yang ada hanya umpan balik dan pembelajaran.

Menjalani hidup sebagai akibat
Orang yang menjalani hidup sebagai akibat inilah tipe orang yang mempunyai kualititas diri yang buruk. Mengapa demikian.? Terlihat jelas kualitas diri mereka yang buruk dari mindset mereka yang menetapkan diri mereka sebagai akibat. Bagi orang yang menjalani hidup sebagai akibat biasanya selalu Tell Story. Mereka menceritakan suatu cerita, meyakinkan orang lain bahwa bukan mereka yang menjadi penyebab terjadinya suatu keadaan.

Ada 3 hal yang akan dilakukan orang yang menjalani hidup sebagai akibat.
Pertama, mereka akan Blame / menyalahkan. Ketika seseorang mulai menyalahkan, maka ia tidak akan mampu untuk belajar dari hal yang semestinya dapat ia pelajari. Orang seperti ini jika ia bekerja di tempat ia bekerja, kemudian terjadi kegagalan atau sesuatu yang tidak ia inginkan maka ia akan mulai menyalahkan. Menyalahkan orang lain sebagai sebab, menyalahkan lingkungan yang tidak mendukung, menyalahkan fasilitas yang kurang, menyalahkan keadaan yang tidak memungkinkan, menyalahkan dan terus menyalahkan. Sebagai seorang Mindtherapist, saya sering menemukan orang seperti ini. Saat ia merasa bahwa hidupnya sekarang tidak bahagia, ia akan menyalahkan bahwa orang lainlah yang menyakitinya, membuatnya tidak bahagia. Padahal jika ia tidak menyalahkan, maka tentu ia dapat mengambil hikmah, memetik pembelajaran dari hal yang sudah terjadi karena kita tidak bisa mengubah masa lalu.

Kedua, mereka akan Execuse / beralasan. Ketika seseorang mulai beralasan maka ia akan mencari-cari alasan mengapa ia tidak bisa sukses dan mendapat apa yang ia inginkan. Saya ini sudah terlalu tua, saya ini kan anaknya orang miskin, saya ini kan Cuma lulusan SD, saya ini kan orangnya tidak punya bakat lebih, saya ini kan, kan kan kan……. Selama ia terus menerus beralasan, maka ia tidak dapat bertindak sama sekali. Dan tentu saja dengan ketidakadaan tindakan maka tentu tidak ada hasil yang didapat. Pertanyaan saya adalah ada tidak orang yang cuma lulusan SD yang sukses? Anaknya orang miskin yang sukses? Orang yang umurnya sudah paruh baya tetapi dapat sukses? Bob Sadino contohnya, orang yang usianya sudah lanjut namun mampu untuk sukses. Lalu bagaimana dengan Anda.?

Dan yang ketiga, mereka akan Justify / membenarkan orang lain lebih hebat tanpa mau belajar. Upaya ini biasanya digunakan untuk menutupi kelemahan yang ia miliki dan membenarkan orang lain lebih hebat. Ya tentu saja ia sukses, ia kan sudah S2 tentu saja ia diterima. Ada pula yang membenarkan Ia kan anak orang kaya, modalnya besar, sekolahnya kan di sekolah yang bagus, uang saku besar, fasilitas lengkap, ya tentu saja ia bisa sukses. Orang yang demikian selalu mengucap kata “terang saja, tentu saja, tidak heran,sudah selayaknya, sudah sepantasnya, sudah semestinya, dan masih banyak kata justifikasi lainnya”.

Ketiga hal tersebut yakni Blame, Execuse dan Justify (Menyalahkan, Mencari Alasan, dan Membenarkan) adalah ciri-ciri orang mempunyai pribadi rata-rata bahkan lebih rendah.

———————————————————

Pada kesempatan ini, saya ingin mengajak Anda untuk mulai sekarang mari kita jadikan diri kita sebagai sebab, sebab terjadinya hari ini dan sebab terjadinya masa depan. Miliki cara berpikiri /mindset pribadi hebat, sukses dan dahsyat. Orang-orang yang menjalani kehidupan sebagai sebab, mereka dapat menjalani hidup dengan lebih baik. Mereka dapat menikmati proses pencapaian demi pencapaian, pembelajaran demi pembelajaran. Orang-orang yang hidupnya sebagai sebab suatu sebab selalu mempunyai cara bertanya kepada dirinya dengan cara tertentu. Apapun yang terjadi dalam kehidupan mereka, mereka yang berada pada sisi sebab bertanya pada diri mereka “apa yang saya pelajari dari atau karena kejadian ini”. Lalu untuk membentuk masa depan mereka, mereka bertanya pada diri sendiri “apa yang dapat dan harus saya lakukan sekarang untuk membuatku lebih baik, lebih sukses, lebih bahagia di masa depan”. Kekuatan dari diri mereka adalah cara mereka mengajukan pertanyaan sebagai suatu sebab untuk mendapatkan hasil di depannya. Orang orang demikian juga akan selalu mempergunakan waktu dengan seefektif mungkin dan mereka akan terus menjadikan diri mereka sebagai pribadi yang hebat yang sukses luar biasa dan dahsyat.

Di akhir tulisan ini saya ingin berbagi satu kalimat luar biasa yang terus saya pegang dan menjadi prinsip hidup saya, bahwa “Jika Anda selalu melakukan apa yang Anda lakukan sebelumnya, maka Anda akan selalu mendapatkan apa yang selalu Anda dapatkan sebelumnya”. Maka hari ini, lakukan sesuatu yang berbeda sehingga menjadi sebab yang anda dapatkan dimasa yang akan datang. Sumber:http://solusicerdas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar