MINDSET. Apa yang membedakan antara dua orang yang berhasil? Apa yang membuat satu orang hebat, sukses dan dahsyat, dangan yang lainnya yang hanya lumayan?
Mungkin
pertanyaan di atas terbesit dalam benak kita. Lalu bagaimana tepatnya
jawaban dari pertanyaan di atas.? Nah, untuk menjawab pertanyaan
tersebut maka terlebih dahulu kita harus temukan contoh diri orang hebat
tersebut dan mencari tahu bagaimana cara berpikir / mindset mereka dan
mereka melakukan kegiatan. Dari sana kita tahu apa yang menjadi pembeda
antara dua orang tersebut.
Success-Mindset
Salah
satu penemuan penting dari penelitian dua orang pencipta Neuro
Linguistic Programming (NLP) yakni Richard Bandler dan John Grinder
adalah sesuatu yang biasa digambarkan sebagai “Mindset Kesuksesan /
Model Berpikir Sukses”. Bagaimana orang hebat menciptakan model
pemikiran / mindset mereka sendiri dan bagaimana model pemikiran /
mindset mereka bisa berbeda dari milik orang lain?
Orang-orang
hebat tidak memiliki masalah yang lebih sedikit dari orang-orang yang
tidak sukses, tetapi mereka benar-benar menangani masalah tersebut
dengan cara berbeda. Mindset mereka berbeda! Bukanlah sebuah
keberuntungan yang membuat perbedaan tersebut, yang membuat perbedaan
hanya cara mereka memandang suatu situasi (baca : Stimulus) dan cara
mereka merespon apa yang telah terjadi. Itulah yang membuat perbedaan
mindset antara orang biasa saja, dengan orang hebat, sukses dan
dahsyat.
Mari
kita renungkan sejenak bagaimana selama ini kita menjalani hidup kita?
Apakah pada umumnya kita melihat sisi positif dari kehidupan ini ataukah
kita jalani hidup dengan susah dan sulit?
Mari pikirkan..!!
Kita
analogikan dengan istilah “GELAS SETENGAH KOSONG/SETENGAH TERISI” dalam
cara memandang dunia. Sebagian orang mengatakan bahwa gelas tersebut
setengah kosong dan yang lain mengatakan bahwa gelas tersebut setengah
terisi. Semua jawaban pada dasarnya benar tergantung dari cara kita
memandang dan menilai.
Kemudian
seorang hebat juga mempunyai mindset yang berbeda. Perbedaan ini
ternyata hanyalah perbedaan susunan pola dari mindset tersebut. Lalu apa
tepatnya pola ini.? Pola ini adalah pola sebab dan pola akibat.
Kemudian selanjutnya adalah pola tersebut dapat diketahui dimana
seseorang akan melimpahkan tanggung jawab kehidupannya.
Apakah
kita merupakan seseorang yang mau bertanggung jawab atas apapun yang
terjadi dalam hidup kita, atau apakah kita merupakan seseorang yang
melimpahkan tanggung jawab pada luar diri kita.
Menjalani hidup sebagai SEBAB
Menjalani
hidup sebagai sebab ataupun sebagai akiibat dapat menjadi fondasi yang
membentuk pola berpikir / mindset seseorang. Berpikir sebagai sebab
artinya bahwa kitalah yang bertanggung jawab terhadap kehidupan kita,
bertanggung jawab terhadap apa yang telah terjadi, yang terjadi sekarang
dan yang akan terjadi di masa depan. Anthony Robbins menyebutkan dalam
bukunya Unlimited Power bahwa apapun yang terjadi maka
bertanggungjawablah. Orang sukses percaya bahwa apapun yang terjadi,
terjadi sekarang dan akan yang terjadi baik itu berupa keberhasilan
maupun ketidakberhasilan, merekalah yang menciptakan hal tersebut.
Sebetulnya
tidak ada yang namanya kebetulan jika Andalah yang menjadi sebab dari
kehidupan anda. Anda diterima bekerja di sebuah tempat bekerja, anda
mendapat penghasilan tambahan, dan sebagainya, merupakan hasil dari
sebab yang anda buat sebelumnya. Menjadi sebab berarti bahwa Anda sangat
menentukan dalam menciptakan apa yang Anda inginkan dalam hidup Anda
dan Anda bertanggung jawab atas segala yang terjadi. Anda melihat dunia
sebagai suatu tempat yang berisikan kesempatan-kesempatan dan
peluang-peluang untuk bergerak maju untuk menggapai apa yang Anda
inginkan. Meskipun jika terjadi sesuatu yang di luar perkiiraan Anda,
Anda berusaha untuk mencari alternative lain dan kesempatan lainnya.
Yang terpenting di sini adalah Anda menyadari bahwa apa masa lalu adalah
sebab dari diri Anda sekarang dan sekarang adalah sebab akan terjadinya
masa depan.
Orang
yang hebat, sukses dan dahsyat menganggap bahwa tidak ada yang
namananya kegagalan, Yang ada hanya umpan balik dan pembelajaran.
Menjalani hidup sebagai akibat
Orang
yang menjalani hidup sebagai akibat inilah tipe orang yang mempunyai
kualititas diri yang buruk. Mengapa demikian.? Terlihat jelas kualitas
diri mereka yang buruk dari mindset mereka yang menetapkan diri mereka
sebagai akibat. Bagi orang yang menjalani hidup sebagai akibat
biasanya selalu Tell Story. Mereka menceritakan suatu cerita, meyakinkan orang lain bahwa bukan mereka yang menjadi penyebab terjadinya suatu keadaan.
Ada 3 hal yang akan dilakukan orang yang menjalani hidup sebagai akibat.
Pertama,
mereka akan Blame / menyalahkan. Ketika seseorang mulai menyalahkan,
maka ia tidak akan mampu untuk belajar dari hal yang semestinya dapat
ia pelajari. Orang seperti ini jika ia bekerja di tempat ia bekerja,
kemudian terjadi kegagalan atau sesuatu yang tidak ia inginkan maka ia
akan mulai menyalahkan. Menyalahkan orang lain sebagai sebab,
menyalahkan lingkungan yang tidak mendukung, menyalahkan fasilitas yang
kurang, menyalahkan keadaan yang tidak memungkinkan, menyalahkan dan
terus menyalahkan. Sebagai seorang Mindtherapist, saya sering
menemukan orang seperti ini. Saat ia merasa bahwa hidupnya sekarang
tidak bahagia, ia akan menyalahkan bahwa orang lainlah yang
menyakitinya, membuatnya tidak bahagia. Padahal jika ia tidak
menyalahkan, maka tentu ia dapat mengambil hikmah, memetik pembelajaran
dari hal yang sudah terjadi karena kita tidak bisa mengubah masa lalu.
Kedua,
mereka akan Execuse / beralasan. Ketika seseorang mulai beralasan maka
ia akan mencari-cari alasan mengapa ia tidak bisa sukses dan mendapat
apa yang ia inginkan. Saya ini sudah terlalu tua, saya ini kan anaknya
orang miskin, saya ini kan Cuma lulusan SD, saya ini kan orangnya
tidak punya bakat lebih, saya ini kan, kan kan kan……. Selama ia terus
menerus beralasan, maka ia tidak dapat bertindak sama sekali. Dan tentu
saja dengan ketidakadaan tindakan maka tentu tidak ada hasil yang
didapat. Pertanyaan saya adalah ada tidak orang yang cuma lulusan SD
yang sukses? Anaknya orang miskin yang sukses? Orang yang umurnya sudah
paruh baya tetapi dapat sukses? Bob Sadino contohnya, orang yang
usianya sudah lanjut namun mampu untuk sukses. Lalu bagaimana dengan
Anda.?
Dan yang ketiga,
mereka akan Justify / membenarkan orang lain lebih hebat tanpa mau
belajar. Upaya ini biasanya digunakan untuk menutupi kelemahan yang ia
miliki dan membenarkan orang lain lebih hebat. Ya tentu saja ia sukses,
ia kan sudah S2 tentu saja ia diterima. Ada pula yang membenarkan Ia kan
anak orang kaya, modalnya besar, sekolahnya kan di sekolah yang bagus,
uang saku besar, fasilitas lengkap, ya tentu saja ia bisa sukses. Orang
yang demikian selalu mengucap kata “terang saja, tentu saja, tidak
heran,sudah selayaknya, sudah sepantasnya, sudah semestinya, dan masih
banyak kata justifikasi lainnya”.
Ketiga
hal tersebut yakni Blame, Execuse dan Justify (Menyalahkan, Mencari
Alasan, dan Membenarkan) adalah ciri-ciri orang mempunyai pribadi
rata-rata bahkan lebih rendah.
———————————————————
Pada
kesempatan ini, saya ingin mengajak Anda untuk mulai sekarang mari kita
jadikan diri kita sebagai sebab, sebab terjadinya hari ini dan sebab
terjadinya masa depan. Miliki cara berpikiri /mindset pribadi hebat,
sukses dan dahsyat. Orang-orang yang menjalani kehidupan sebagai sebab,
mereka dapat menjalani hidup dengan lebih baik. Mereka dapat menikmati
proses pencapaian demi pencapaian, pembelajaran demi pembelajaran.
Orang-orang yang hidupnya sebagai sebab suatu sebab selalu mempunyai
cara bertanya kepada dirinya dengan cara tertentu. Apapun yang terjadi
dalam kehidupan mereka,
mereka yang berada pada sisi sebab bertanya pada diri mereka “apa yang
saya pelajari dari atau karena kejadian ini”. Lalu untuk membentuk masa
depan mereka, mereka bertanya pada diri sendiri “apa yang dapat dan
harus saya lakukan sekarang untuk membuatku lebih baik, lebih sukses,
lebih bahagia di masa depan”. Kekuatan dari diri mereka adalah cara
mereka mengajukan pertanyaan sebagai suatu sebab untuk mendapatkan hasil
di depannya. Orang orang demikian juga akan selalu mempergunakan waktu
dengan seefektif mungkin dan mereka akan terus menjadikan diri mereka
sebagai pribadi yang hebat yang sukses luar biasa dan dahsyat.
Di
akhir tulisan ini saya ingin berbagi satu kalimat luar biasa yang terus
saya pegang dan menjadi prinsip hidup saya, bahwa “Jika Anda selalu
melakukan apa yang Anda lakukan sebelumnya, maka Anda akan selalu
mendapatkan apa yang selalu Anda dapatkan sebelumnya”. Maka hari ini,
lakukan sesuatu yang berbeda sehingga menjadi sebab yang anda dapatkan
dimasa yang akan datang. Sumber:http://solusicerdas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar